PALOPO – BPJS Kesehatan terus melakukan pengembangan terhadap pelayanan bagi peserta JKN. Berbagai inovasi berbasis digital mulai dihadirkan BPJS Kesehatan untuk memberikan kemudahan bagi peserta JKN dalam mendapatkan pelayanan, salah satunya sistem antrean online melalui Aplikasi Mobile JKN yang saat ini sudah diterapkan di fasilitas kesehatan, baik tingkat pertama maupun tingkat lanjutan. Layanan di RSUD Sawerigading, (24/08/2022).

Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Rujukan BPJS Kesehatan Cabang Palopo, Hilaluddin menyampaikan bahwa BPJS Kesehatan terus melakukan pengembangan terhadap sistem layanan berbasis teknologi. Dengan terus dihadirkannya inovasi tersebut, harapannya seluruh fasilitas kesehatan dapat segera mengaplikasikan sistem antrean online yang terintegrasi dengan Aplikasi Mobile JKN.

“Peserta akan terus kita edukasi terkait pemanfaatan Aplikasi Mobile JKN, sehingga dapat merasakan kemudahan antre dari rumah yang dapat mengefektifkan waktu tunggu peserta dan mengurangi penumpukan peserta di rumah sakit. BPJS Kesehatan secara rutin akan melakukan pemantauan dan evaluasi implementasi antrean online yang sudah menjadi komitmen dan indikator kepatuhan,” jelasnya di sela-sela supervisi di RSUD Sawerigading, Rabu (24/08)

Sementara itu, Direktur RSUD Sawerigading, Nasaruddin menyampaikan bahwa pihaknya siap mendukung implementasi antrean online melalui Aplikasi Mobile JKN. Menurutnya, RSUD Sawerigading yang merupakan rumah sakit tipe B se-Luwu Raya itu telah menerapkannya sejak bulan Maret 2022.

"Selain memudahkan pasien untuk mengetahui jadwal bertemu dengan dokter yang secara langsung bisa lebih menghemat waktu pasien, antrean online juga mengurangi angka penumpukan pasien di bagian admisi dan poli, sehingga membantu pencegahan penyakit menular seperti Covid-19," ungkapnya.

Meski begitu, ia menyebut masih ada beberapa kendala yang dihadapi. Namun, dirinya memastikan bahwa RSUD Sawerigading akan terus mengawal penerapan sistem antrean online ini agar dapat berjalan optimal, salah satunya dengan membenahi sarana dan prasarana yang diperlukan seperti komputer dan laptop, serta memastikan kompetensi SDM yang menjalankan sistem antrean online ini terpenuhi melalui pelatihan secara mandiri ataupun bersama dengan BPJS Kesehatan.

“Kami mempunyai tim SIM RS yang kami bentuk yang terdiri dari tenaga IT dan kami juga rutin memberikan pelatihan sehingga diharapkan sistem antrean online ini dapat berjalan dengan baik,” tegas Nasar.